Sabtu, 01 Desember 2012

Definisi Hotel

Definisi Hotel, Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Pengertian hotel ini dapat disimpulkan dari beberapa definisi hotel seperti tersebut di bawah ini :
a. Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987)
b. Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut :
1) Jasa penginapan
2) Pelayanan makanan dan minuman
3) Pelayanan barang bawaan
4) Pencucian pakaian
5) Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya.
(Endar Sri,1996:8)
c. Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran

Biografi Mario Teguh


Nama aslinya adalah Sis Maryono Teguh, namun saat tampil di depan publik, ia menggunakan nama Mario Teguh. Ia meraih gelar Sarjana Pendidikan dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang. Mario Teguh sempat bekerja di Citibank, kemudian mendirikan Bussiness Effectiveness Consultant, Exnal Corp. menjabat sebagai CEO (Chief Executive Officer) dan Senior Consultan. Beliau juga membentuk komunnitas Mario Teguh Super Club (MTSC). Pak Mario lahir di Makassar, 5 Maret 1956.
Tahun 2010 kembali meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia, MURI, sebagai Motivator dengan Facebook Fans terbesar di dunia.
Mario TeguhDi awal tahun 2010, Beliau terpilih sebagai satu dari 8 Tokoh Perubahan 2009 versi Republika surat kabar yang terbit di Jakarta.
Sebelumnya Beliau membawakan acara bertajuk Business Art di O’Channel. Kemudian namanya semakin dikenal luas oleh masyarakat ketika ia membawakan acara Mario Teguh Golden Waysdi Metro TV. Pada saat ini Mario Teguh dikenal sebagai salah satu motivator termahal di Indonesia.
Di tahun 2003 mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia, MURI, sebagai penyelenggara seminar berhadiah mobil pertama di Indonesia.

Coldplay


Coldplay merupakan sebuah band asal Inggris yang beranggotakan 4 orang anak muda. Menghargai hidup dan berbuat sebaik-baiknya bagi diri sendiri dan orang lain, menjadi dasar mereka dalam menciptakan lagu. Plain dan simpel. Padahal lirik-lirik dalam lagu me
Coldplay merupakan sebuah band asal Inggris yang beranggotakan 4 orang anak muda. Menghargai hidup dan berbuat sebaik-baiknya bagi diri sendiri dan orang lain, menjadi dasar mereka dalam menciptakan lagu. Plain dan simpel. Padahal lirik-lirik dalam lagu mereka tercipta di masa-masa maraknya hip metal yang sebagian besar berisikan isu kebobrokan sistem, keputusasaan dan kemarahan terhadap dunia sekitar. Tapi begitulah mereka. Mereka tidak mau terjebak dalam hal tersebut. Mereka memilih menjadi diri sendiri.
Kisah Coldplay berawal dari meja bilyar. Tepatnya sebuah meja bilyar yang terletak di sebuah pub tak jauh dari kampus mereka, University College of London. Satu malam di pertengahan tahun 1996, dua orang mahasiswa tampak asik bermain bilyar. Mereka adalah Jonny Buckland dan Chris Martin. Walaupun beda jurusan – Jonny kuliah di jurusan Matematika dan Astronomi, sedangkan Chris menekuni Sejarah Dunia Kuno – kedua cowok ini sudah lengket satu sama lain atas nama musik.
Nggak berapa lama meja itu nambah satu pemain. Kali ini adalah seorang mahasiswa jurusan Antropologi yang sempet beberapa lama jadi rekan se-tim chris di lapangan hoki kampus. Namanya Will Champion. Sembari terus bermain serta sesekali menenggak bir, ketiga cowok ini ngobrol dan mereka-reka kemungkinan buat sama-sama membentuk sebuah band. Yang pertama kali melontarkan gagasan adalah Chris Martin. Itu dicetuskannya lantaran vokalis yang gape memetik gitar akustik dan piano ini nggak puas sama bandnya saat itu, Pectoralz. Ajakan itu ditangapi serius sama Will. Padahal saat itu ia sudah tercatat sebagai personal band Fat Hamster. serupa juga sambutan dari Jonny. Cowok kelahiran Mold, wales Utara ini, malah langsung ngusulin nama Guy Berryman, temennya di asrama buat melengkap formasi band. Begitu dihubungi, Guy langsung menganggukkan kepalanya. Maklum, mahasiswa jurusan Teknik itu lagi suntuk terus-terusan mainin aliran progresif sama bandnya, Time Out. “Band itu gawat bener. Gara-gara personel yang paling jago di situ tuh ngefans berat sama Genesis, yang lainnya harus ikutin kemauannya. ue tersiksa banget ngiringin solo instrumen yang lama-lama jadi kedengaran nggak masuk akal !” kenang Guy
Setelah semua lini terisi, band yang sampe saat itu belum mempunyai nama itu segera menggelar workshop di gudang kosong yang ada di asrama mereka. Sesekali mereka boleh berlatih di ruang musik milik kampus. Selain menyamakan persepsi dengan ngebawain lagu-lagu milik band lain, mereka juga coba-coba bikin lagu sendiri. “Apa yang ada di kepala kami saat itu cuma musik, musik dan musik. Inti dari workshop sendiri adalah berusaha mengeluarkan yang terbaik dari tiap personel dan menkolaborasikannya menjadi sesuatu.” ingat Chris.
Saking getolnya bermusik, mereka nggak sempet mikirin soal nama band. Memang mereka pernah melontarkan nama-nama seperti Stepney, Green atau Starfish. Ujung-ujungnya, mereka memilih nama Coldplay, yang merupakan nama band milik salah seorang temen mereka yang udah bubar. “Pokoknya jangan pernah tanya apa arti ‘Coldplay’. Soalnya kami sendiri nggak pernah mikirin. Saat itu, cuma kata itulah yang paling masuk akal bagi kami ketimbang pilihan nama lainnya !” ungkap Chris cuek.
Memasuki 1998, Chris cs sepakat buat merekam sebagian materi yang dianggap udah mantap sebagai demo. bermodal beberapa ratus pounds mereka menyewa Sync City Studios dan mulai menggarap demo. Entah kesambet setan mana, rencana membuat demo itu di tengah jalan berkembang menjadi mini album, yang nantinya bakal diedarkan sendiri. Jadilah tuh demo diperbanyak sampe sekitar 500 keping CD dan dirilis pada bulan Mei tahun yang sama dengan titelSafety.
Nggak disangka dari 500 keping yang diedarkan di seputar London, hanya sekitar 50 keping yang tersisa. Nama Coldplay mulai terdengar gaungnya. Beruntung, ada beberapa keping CD yang udah tersebar itu jatuh ke tangan yang tepat. Siapa lagi kalo bukan petinggi-petinggi perusahaan rekaman. Alhasil nggak nyampe setahun kemudian Coldplay teken kontrak pertamanya dengan Parlophone Records.
Biar udah punya kontrak rekaman, kuartet ini tetap merasa perlu mempertinggi jam terbang di atas panggung. Mereka sadar betul kalo Coldplay tuh tergolong ‘BTL’ alias ‘band tembak langsung’, yang go straight ke dapur rekaman tanpa pengalaman manggung.
reka tercipta di masa-masa maraknya hip metal yang sebagian besar berisikan isu kebobrokan sistem, keputusasaan dan kemarahan terhadap dunia sekitar. Tapi begitulah mereka. Mereka tidak mau terjebak dalam hal tersebut. Mereka memilih menjadi diri sendiri.
Kisah Coldplay berawal dari meja bilyar. Tepatnya sebuah meja bilyar yang terletak di sebuah pub tak jauh dari kampus mereka, University College of London. Satu malam di pertengahan tahun 1996, dua orang mahasiswa tampak asik bermain bilyar. Mereka adalah Jonny Buckland dan Chris Martin. Walaupun beda jurusan – Jonny kuliah di jurusan Matematika dan Astronomi, sedangkan Chris menekuni Sejarah Dunia Kuno – kedua cowok ini sudah lengket satu sama lain atas nama musik.
Nggak berapa lama meja itu nambah satu pemain. Kali ini adalah seorang mahasiswa jurusan Antropologi yang sempet beberapa lama jadi rekan se-tim chris di lapangan hoki kampus. Namanya Will Champion. Sembari terus bermain serta sesekali menenggak bir, ketiga cowok ini ngobrol dan mereka-reka kemungkinan buat sama-sama membentuk sebuah band. Yang pertama kali melontarkan gagasan adalah Chris Martin. Itu dicetuskannya lantaran vokalis yang gape memetik gitar akustik dan piano ini nggak puas sama bandnya saat itu, Pectoralz. Ajakan itu ditangapi serius sama Will. Padahal saat itu ia sudah tercatat sebagai personal band Fat Hamster. serupa juga sambutan dari Jonny. Cowok kelahiran Mold, wales Utara ini, malah langsung ngusulin nama Guy Berryman, temennya di asrama buat melengkap formasi band. Begitu dihubungi, Guy langsung menganggukkan kepalanya. Maklum, mahasiswa jurusan Teknik itu lagi suntuk terus-terusan mainin aliran progresif sama bandnya, Time Out. “Band itu gawat bener. Gara-gara personel yang paling jago di situ tuh ngefans berat sama Genesis, yang lainnya harus ikutin kemauannya. ue tersiksa banget ngiringin solo instrumen yang lama-lama jadi kedengaran nggak masuk akal !” kenang Guy
Setelah semua lini terisi, band yang sampe saat itu belum mempunyai nama itu segera menggelar workshop di gudang kosong yang ada di asrama mereka. Sesekali mereka boleh berlatih di ruang musik milik kampus. Selain menyamakan persepsi dengan ngebawain lagu-lagu milik band lain, mereka juga coba-coba bikin lagu sendiri. “Apa yang ada di kepala kami saat itu cuma musik, musik dan musik. Inti dari workshop sendiri adalah berusaha mengeluarkan yang terbaik dari tiap personel dan menkolaborasikannya menjadi sesuatu.” ingat Chris.
Saking getolnya bermusik, mereka nggak sempet mikirin soal nama band. Memang mereka pernah melontarkan nama-nama seperti Stepney, Green atau Starfish. Ujung-ujungnya, mereka memilih nama Coldplay, yang merupakan nama band milik salah seorang temen mereka yang udah bubar. “Pokoknya jangan pernah tanya apa arti ‘Coldplay’. Soalnya kami sendiri nggak pernah mikirin. Saat itu, cuma kata itulah yang paling masuk akal bagi kami ketimbang pilihan nama lainnya !” ungkap Chris cuek.
Memasuki 1998, Chris cs sepakat buat merekam sebagian materi yang dianggap udah mantap sebagai demo. bermodal beberapa ratus pounds mereka menyewa Sync City Studios dan mulai menggarap demo. Entah kesambet setan mana, rencana membuat demo itu di tengah jalan berkembang menjadi mini album, yang nantinya bakal diedarkan sendiri. Jadilah tuh demo diperbanyak sampe sekitar 500 keping CD dan dirilis pada bulan Mei tahun yang sama dengan titelSafety.
Nggak disangka dari 500 keping yang diedarkan di seputar London, hanya sekitar 50 keping yang tersisa. Nama Coldplay mulai terdengar gaungnya. Beruntung, ada beberapa keping CD yang udah tersebar itu jatuh ke tangan yang tepat. Siapa lagi kalo bukan petinggi-petinggi perusahaan rekaman. Alhasil nggak nyampe setahun kemudian Coldplay teken kontrak pertamanya dengan Parlophone Records.
Biar udah punya kontrak rekaman, kuartet ini tetap merasa perlu mempertinggi jam terbang di atas panggung. Mereka sadar betul kalo Coldplay tuh tergolong ‘BTL’ alias ‘band tembak langsung’, yang go straight ke dapur rekaman tanpa pengalaman manggung.
Boleh percaya boleh nggak, biar udah mantap di jalur musik, Chris dkk ogah berkiprah lebih jauh karena kuliah mereka belum selesai. Cuma Guy aja yang ngak ngotot. Dengan beberapa pertimbangan, cowok ini rela nggak jadi tukang insinyur demi seratus persen menekuni musik. Begitulah. Sembari 3/4 personelnya berjuang di bangku kuliah, Coldplay juga berusaha buat terus berproduksi. Sampai akhirnya mereka merilis mini album lagi pada bulan April 1999. BerjudulBrothers and Sisters, tuh album dirilis dalam jumlah tiga kali lipat lebih banyak dari yang pertama. Album itu gak kalah larisnya. bahkan ada satu sngel yang sempet nongkrong di top 100 tangga lagu Inggris Raya.
Phil Harvey, yang menukangi manajemen Coldplay, jeli menangkap momen yang bisa melesatkan nama Coldplay. Seakan nggak mau menyia-nyiakan tren yang udah tercipta lewat Brohers and Sisters, Phil kembali menggiring Chris dkk masuk sudio rekaman buat memproduksi satu mini album lagi. Bulan Oktober 1999, mini album bertajuk The Blue Room itu dirilis. diikuti dengan sederet penampilan di berbagai festival bergengsi serta jadi pembuka buat Catatonia, jalan yang dilalui Coldplay saat itu bisa dibilang makin lapang terbentang. Tabloid musik paling bergengsi Inggris, NME, bahkan sempat menyebut mereka sebagai salah satu hottest band tahun 1999.
Seluruh fakta di atas bikin pede personel Coldplay makin berlipat-lipat. The time has come for Coldplay doing the real deal : Bikin full album !
Ternyata, jalan menuju pembuatan sebuah album penuh, nggak segampang yang dikira. Pasalnya, pihak label mereka saat itu belum terlalu yakin pada nilai jual band ini. Akhirnya, sambil mempersiapkan materi yang bakal dimuat di album penuh itu, Chris cs mutusin untuk sekali lagi merilis satu mini album. Kali ini, materinya adalah kompilasi dari yang pernah dirilis di Safety EP dan Brothers and Sisters plus beberapa materi baru. Biar masih diedarkan dalam jumlah terbatas, mini album bertitel Bigger Stronger itu terbilang sukses makin memancing perhatian khalayak. Terbukti, berbarengan dengan kemunculan album ini, muncul juga kritik yang bilang kalo Coldplay tuh nggak lebih dari sekadar pengekor Radiohead !
Kritik model begini makin santer, ketika mggak lama setelah itu, tuh band merilis singel Shiver yang keren itu. Anjing menggonggong, kafilah berlalu. Shiver kembali direspon antusias. Sempet terdafter sebagai salah satu heavy rotation songs di playlist Radio 1, videoklip singel itu juga lumayan kenceng diputer di MTV. Biar dicela kayak apapun juga, tetep aja singel itu mampu membawa Chris cs ke jenjang yang lebih tinggi dalam karir mereka. Untuk pertama kalinya, Coldplay mampu menembus jajaran Top 40 Inggris. Tapi itu belum seberapa dibanding ketika mereka melepas Yellow sebagai singel berikutnya. Singel yang dibilang Chris tercipta setelah terinspirasi sama cara bernyanyinya Neil Young itu, langsung melesat ke peringkat Top 10 Inggris dan bercokol di posisi 4 selama beberapa minggu nggak lama setelah dirilis. Lirik,“…Look at the stars/look how they shine for you/And all the things you do/And it was all yellow…”langsung jadi satu mantra wajib penggila musik di daratan nggris.
Nggak butuh waktu lama lagi bagi lagu itu jadi anthem anyar generasi yang udah bosen sama deruan gitar distorsi yang membalut lirik-lirik bertemakan kemarahan. Saking populernya, Coldplay pun jadi salah satu band yang paling ditunggu penampilannya di festival musik bergengsi Glastonbury 2000. Menurut Will, waktu itu sebelum manggung mereka nervous setengah mati sebelum naik panggung. Tapi bagaimanapun juga penampilan Coldplay selama 1 jam pada hari kedua festival itu berakhir manis.
Prestasi yang dicetak Yellow, ditambah suksesnya penampilan mereka di Glastonbury otomatis memperlancar jalan yang kudu ditempuh album debutnya yang dikasih judul Parachutes. Album itu dirilis tanggal 1 Juli 2000. Hanya dalam hitungan minggu, album berisi 11 lagu keren itu langsung meroket ke puncak tangga album terlaris di Inggris. Secara artistik, tuh album juga langsung mendapat pengakuan. Mereka sukses menyabet piala di Brits Awards, Mercury Prize, NME Carling Awards, sampai yang paling gres, Grammy Awards. Top banget ! Coldplay is now a really England’s next biggest thing !
Hebatnya lagi, apa yang udah diraih itu nggak pernah bisa merubah sifat dasar para personel Coldplay. Sopan, ramah dan rendah hati tetap jadi satu ciri yang mengemuka dari Chris, Will, Guy dan Jonny. “Kami nggak merasa perlu buat berubah. Soalnya kami cukup bersyukur sama apa yang udah kami miliki sejauh ini. Lagian kami juga nggak tau, kalo mau berubah tuh musti berubah kayak apa lagi ?” ucap Guy, polos.
“Buat kami rock ‘n roll tuh adalah kebebasan buat melakukan apa yang kami mau. Dan yang kami mau saat ini adalah gaya hidup yang biasa-biasa aja. Nggak perlu drugs apalagi jadi hedonis. Soalnya buat kami hal itu tuh basi dan klise banget. Kami nggak mau terjebak dalam klise-klise macam itu !” tandas Chris.

Pengertian Food and Beverage

Menurut Soekresno dan Pendit (1998:4) menyebutkan bahwa food and beverage department adalah bagian dari hotel yang mengurus dan bertanggung jawab terhadap kebutuhan pelayanan makanan dan minuman serta kebutuhan lain yang terkait, dari para tamu yang tinggal maupun yang tidak tinggal di hotel tersebut dan dikelola secara komersial serta profesional.
Food and beverage department merupakan departemen yang sangat mutlak diperlukan di hotel dalam penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman dalam menjalankan tugasnya food and beverage department terbagi menjadi dua 
bagian yang saling bergantung satu sama lain dan harus saling bekerjasama. 
2 (dua) bagian tersebut adalah: 
1. Food and beverage bagian depan (front service) 
Yaitu bagian yang langsung berhubungan dengan tamu, terdiri dari bar, restoran, banquet dan room service. 
2. Food and beverage bagian belakang (back service)
Yaitu bagian yang tidak langsung berhubungan dengan tamu karena harus melalui perantara pramusaji, terdiri dari kitchen, stewarding.
Tujuan departemen food and beverage menurut Soekarno dan Pendit (1998:5) adalah: 
1. Menjual makanan dan minuman sebanyak-banyaknya dengan harga yang sesuai.
2. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada tamu sehingga tamu merasa puas. Hal ini menyangkut mutu pelayanan mutu makanan dan minuman, sikap karyawan, dekorasi ruangan serta suasana sekitar, peralatan yang dipakai dan sanitasinya. 
3. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan untuk kesinambungan usaha.

Jenis-jenis hotel


Salah satu sarana penunjang pariwisata adalah tersedianya akomodasi di daerah wisata tersebut. Adapun jenis dari akomodasi sangat bervariasi sesuai dengan jenis dan fungsinya. Salah satu jenis dari akomodasi adalah hotel. Kata hotel berasal dari bahasa Perancis yaitu hostel yang berarti rumah penginapan bagi orang –orang yang sedang mengadakan perjalanan atau bepergian. Definisi Hotel Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa layanan penginapan, makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

Jenis Hotel Berdasarkan Kriteria Pengelompokan Hotel
  1. Sistem penetapan tarif kamar (room rate)
  2. Ukuran dan jumlah kamar
  3. Jenis atau tipe tamu
  4. Lokasi hotel
  5. Lama tamu menginap
  6. Disain dan struktur hotel
  7. Lama buka hotel dalam setahun
  8. Tarif Hotel
1. Berdasarkan Sistem penetapan tarif kamar (room rate)
  • Full American Plan (FAP), yaitu hotel yang menganut sistem dimana harga kamar sudah termasuk tiga kali makan
  • Modified American Plan (MAP), yaitu hotel yang menganut sistem dimana harga kamar sudah termasuk makan dua kali
  • Continental Plan, yaitu hotel yang menganut sistem dimana harga kamar sudah termasuk makan pagi (continental breakfast)
  • Bermuda Plan, hotel dengan sistem harga kamar sudah termasuk makan pagi (American Breakfast)
  • European Plan, yaitu hotel dengan sistem dimana harga kamar tidak termasuk makan (room rate only)

2. Berdasarkan ukuran dan jumlah kamar
  • Hotel kecil, jumlah kamar sampai dengan 25 kamar
  • Hotel menengah, memiliki jumlah kamar antara 25 sampai 100
  • Hotel sedang, jumlah kamar antara 100 sampai 300
  • Hotel besar, yaitu hotel yang mempunyai jumlah kamar diatas 300

3. Berdasarkan jenis atau tipe tamu
  • Family hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya terdiri dari keluarga
  • Business hotel, sebagian besar tamunya merupakan orang –orang yang sedang melakukan tugas atau usaha
  • Tourist hotel, yaitu hotel yang sebagain besar tamunya adalah wisatawan
  • Transit hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya adalah mereka yang akan melanjutkan perjalanan (hotel hanya sebagai tempat persinggahan sementara saja)
  • Cure Hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya adalah dengan tujuan pengobatan

4. Berdasarkan lokasi hotel
  • Resort Hotel, yaitu hotel yang berlokasi di daerah wisata
  • Mountain Hotel, yaitu hotel yang berlokasi di daerah pegunungan
  • Beach Hotel, yaitu hotel yang berlokasi di dekat pantai
  • City Hotel, yaitu hotel yang berlokasi di perkotaan
  • Highway Hotel, yaitu hotel yang berlokasi ditepi jalan bebas hambatan dan biasanya diperbatasan antara dua kota
  • Airport Hotel, yaitu hotel yang berlokasi dekat dengan lapangan terbang

5. Berdasarkan lama tamu menginap
  • Transient Hotel, hotel dimana para tamunya rata-rata menginap hanya untuk satu atau dua malam
  • Residential Hotel, yaitu hotel dima para tamunya menginap untuk jangka waktu lama, lebih dari satu minggu
  • Semi Residential Hotel, yaitu hotel dimana para tamunya menignap lebih dari dua malam sampai satu minggu

6. Berdasarkan Disain dan struktur hotel
  • Conventional Hotel, hotel yang bentuknya tinggi bertingkat menjulang kelangit
  • Bungalows, hotel yang bentuknya tidak bertingkat dan setiap bangunan berlokasi menyebar satu dengan yang lain
  • Motor Hotel, hotel yang mempunyai garasi di masing-masing kamar atau kelompok kamar

7. Berdasarkan lama buka hotel dalam setahun
  • Seasonal Hotel, yaitu hotel yang dibuka hanya untuk waktu-waktu tertentu dalam satu tahun (3 bulan, 6 bulan, 9 bulan)
  • Year Round Hotel, yaitu hotel yang dibuka sepanjang tahun

8. Berdasarkan tarif hotel
  • Economy Hotel, yaitu hotel dengan tarif yang relatif murah
  • First Class Hotel, yaitu hotel dengan tarif sedang
  • Deluxe Hotel, yaitu hotel dengan tarif mahal